Kenali ADHD, Sel Kultur, dan Stem Sel In Vitro
ADHD
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder adalah gangguan perkembangan syaraf yang ditandai dengan tiga gejala utama, yaitu inatensi (mudah terganggu perhatiannya), hiperaktivitas (berlebihan dalam aktivitas), dan impulsivitas (bertindak tanpa berpikir panjang).
Penyebab pasti ADHD masih belum diketahui secara jelas, tetapi diduga berkaitan dengan:
– Faktor genetika, sekitar 29-44% kasus ADHD disebabkan oleh faktor genetik tertentu.
– Faktor lingkungan, seperti komplikasi saat kehamilan atau kelahiran, paparan racun lingkungan, dan trauma kepala.
– Perbedaan struktur dan fungsi otak, terutama pada bagian frontal lobe, cerebellum, dan basal ganglia.
– Ketidakseimbangan kadar dopamine dan norepinephrine.
Gejala utama ADHD muncul sebelum usia 12 tahun. Pengobatan ADHD meliputi stimulan (seperti methylphenidate), non-stimulan (atomoxetine), maupun terapi perilaku dan konseling.
Sel Kultur
Sel kultur adalah sekumpulan sel yang ditumbuhkan pada suatu wadah atau tempat buatan di laboratorium di luar tubuh makhluk hidup.Media untuk menumbuhkan sel kultur disebut sebagai media pertumbuhan, yang mengandung nutrisi dan faktor pendukung pertumbuhan yang ideal bagi sel, seperti asam amino, vitamin, glukosa, dan hormon pertumbuhan.
Kegunaan sel kultur diantaranya:
– Penelitian mengenai metabolisme sel, diferensiasi sel, dan siklus sel
– Produksi antibodi dan vaksin
– Studi genetika
– Uji coba keamanan obat dan toksisitas bahan kimia
– Pengembangan terapi regeneratif dengan teknologi stem sel
Jenis sel kultur diantaranya sel epitel, sel otot, sel saraf, sel darah, dll. Metode utama dalam kultur sel adalah teknik explant (potongan jaringan), enzymatic disaggregation (penguraian sel menggunakan enzim proteolitik), dan sel tunggal/klon.
Stem Sel In Vitro
Stem sel merupakan sel yang belum berdiferensiasi atau sel primordial, yang mampu berproliferasi dan berpotensi menjadi berbagai jenis sel tubuh. Stem sel in vitro adalah kultur stem sel yang dilakukan di luar tubuh (in vitro) pada kondisi laboratorium terkontrol.
Teknik kultur stem sel in vitro antara lain:
– Embryonic stem cell culture: stem sel yang diisolasi dari blastocyst embrio.
– Induced pluripotent stem cell culture (iPSC): reprogram sel dewasa menjadi stem sel dengan teknik rekayasa genetika.
– Mesenchymal stem cell culture (MSC): diisolasi dari jaringan stromal sumsum tulang,nyi adiposa,dll.
Manfaat kultur stem sel antara lain:
– Studi tentang pertumbuhan dan perkembangan sel
– Uji coba keamanan dan uji preklinis obat/terapi
– Pengembangan terapi sel punca untuk menyembuhkan penyakit
Tantangan dalam kultur stem sel in vitro diantaranya membuat kondisi kultur yang meniru lingkungan alami dalam tubuh agar sel-sel tetap stabil dan terkontrol pertumbuhannya.